LAPORAN KIMIA,CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI LARUTAN




LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

unib4.png










NAMA                             : DICKY NURYANTO
NPM                                 : E1C016082
PRODI                             : PETERNAKAN
KELOMPOK                  : 2 (DUA)
HARI/JAM                      :
Ko Ass                             :
DOSEN                            :
OBJEK PRAKTIKUM   : CARA-CARA MENYATAKAN KONSENTRASI  
   LARUTAN




LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2014


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar belakang
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian bagian yang berlainan, bahkan dengan microskop optis sekalipun. Larutan terbentuk karena komponen komponen larutan terdispresi menjadi atom atau molekul atau ion sehingga dapat bercampur baur.
Fase larutan dapat dapat berwujud gas, padat atau cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam, dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air. Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut merupakan komponen yang lebih banyak, atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang sedikit.
Sifat sifat larutan yang berwujud cair :
1.      Ukuran partikel 1 A 0 – 10 0 atau  10-8 – 10-7 cm, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan kertas saring
2.      Ada yang berwarna dan tidak berwarna
3.      Tembus cahaya/ transparan
4.      Larutan berupa ion
5.      Dapat dipisahkan secara destilasi , yaitu pemisahan berdasarkan titik didih.

1.2 Tujuan Praktikum
1.      Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan
2.      Mampu membuat larutan pada berbagai konsentrasi

                                                                 



                                                                  BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. (Baroroh, 2004)
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adlah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya. (Syukri, 1999)
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. (Gunawan, 2004)
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik jenuh larutan tidak jenuh. Kadang-kadang dijumpai suatu keadaan dengan  zat terlarut dalam larutan lebih banyak daripada zat terlarut yang seharusnya dapat melarut pada temperatur tersebut. Larutan yang demikian disebut larutan lewat jenuh. (syukri, 1999)
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh, dalam jumlah tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan. Kelarutan suatu zat bergantung pada sifat zat itu, molekul pelarut,  temperature dan tekanan. Meskipun larutan dapat mengandung banyak komponen, tetapi pada tinjauan ini hanya dibahas larutan yang mengandung dua komponen, yaitu larutan biner. Komponen dari larutan biner yaitu pelarut dan zat terlarut. (syukri, 1999)


Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume (berat , mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).




BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan
Alat                                                                             Bahan
pipet ukur                                                                    H2SO4
pipet gondok                                                               NaCL
Neraca analitik                                                            NaOH
Botol semprot                                                             Etanol
Kaca arloji                                                                   KIO3
Labu ukur                                                                    HCI
Bola hisap                                                                   Asam okalat
Sikat tabung reaksi                                                      Urea
Corong

3.2 Cara kerja
1.   Membuat Larutan NaCl 1%
Menimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
2.      Membuat Larutan Etanol 5%
Di pipet sebanyak 2,5 ml etanol absolut dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas. Kocok sampai homogen.
3.      Membuat Larutan 0,01 M KIO3 ( Mr. 214 gram/mol )
Menimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan ke dalam aquades (aquades ditambahkan sampai tanda batas).
4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO( Mr. 98 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


Ø  Labu Ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades, kira-kira 25 ml, selanjutnya baru dipipetkan H2SO4 ke dalam labu ukur, selanjutnya ditambah lagi dengan aquades sampai tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basa kuat yang lain.
5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl ( Mr. 36,5 gram/mol )
Dipipet sebanyak 0,415 ml HCl 37% dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat ( Mr. H2C2O4. 2H2O. 126 gram/mol )
Ditimbang 0,3151 gram asam oksalat dengan neraca analitik kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
7.      Membuat Larutan 1 N NaOH ( Mr, 40 gram/mol )
Ditimbang 0,2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.
8.      Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen ( N2 ) ( Mr. Urea 60 gram/mol )
Ditimbang 0,1086 gram urea kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Membuat Larutan NaCl 1%
→ % W/V = gram zat terlarut  x  100 %
                         ml larutan
            1% = gram zat terlarut   x 100%
                              50 ml
   100 gram = 50
                   = 50 / 100 = 0,5 gram

2.      Membuat Larutan Etanol 5%
→ % V/V  ml zat terlarut   x 100%
                        ml larutan
            5% = ml zat   x 100%
                        50
       100 ml = 250
              ml = 2,5 ml

3.      Membuat larutan 0,01 M KIO3
→ M =         gram zat terlarut           
            Mr  zat terlarut x liter larutan
                  0,01 M = gram terlarut
                                  214 x 0,05 l
                        gram = 0,107 gram

4.      Membuat Larutan 0,1 M H2SO4
→ 0,5 x 1,303 = 0,6515 gram
                    M =  0,6515        = 0.6515   =  0,13 gram
                           98 x 0,05            4,9



5.      Membuat Larutan 0,1 N HCl
→ N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek )           Ek = Gram zat terlarut
                      volume larutan                                            BE
            BE = Mr / n                                         37 / 100 x 0,415 = 0,15355 gram
                  = 36,5 / 1 = 36,5
            Ek = 0,15355 gram  =  0,0042            N = 0,0042   =  0,08 N
                          36,5                                                0,05

6.      Membuat Larutan 0,1 N Asam Oksalat
→  BE = 126 / 2 = 63
      EK = 0,3151 / 63 = 0,005
       N  = 0,005 / 0,05 = 0,1

7.      Membuat Larutan 1 N NaOH
→  BE = 40 / 10 = 4
       Ek = 0,2 / 4 = 0,05
        N = 0,05 / 0,05 = 1

8.      Membuat Larutan 1000 ppm N2 dalam Urea
→ ppm =   0,1086   x 10
                 50 gram
      ppm = 2172 / gram
Berikut beberapa cara menyatakan konsentrasi larutan:

1.    Persen massa (%W/W)

Salah satu cara menyatakan konsentrasi yang paling sederhana adalah dengan persen massa (pph/part per hundred) komponen dalam suatu larutan, dengan rumus pph:
% W/W =             gram zat terlarut                    x 100 %
                Gram zat terlarut+Gram zat pelarut
2.     Persen Volume (%V/V)
Menyatakan volume (mL) zat terlarut dalam volume larutan (mL)
% V/V =                   mL zat terlarut                    x 100 %
                      ml zat terlarut+ml zat pelarut

3.     Persen berat per volume
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan
% W/V =       gram zat terlarut       x 100 %
                          Ml larutan
4.     Part permillion (ppm) dan part per billion (ppb)
1 ppm = 1 mg zat terlarut          atau         ppm= berat zat terlarut  x 10-6
                  1 liter larutan                                          berat larutan
1 ppb = 1 mikro zat terlarut          atau         ppm= berat zat terlarut  x 10-9
                       1 liter larutan                                           berat larutan

5.    Fraksi Mol (X)

Fraksi mol adalah perbandingan mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol larutan. Rumus fraksi mol adalah
Fraksi mol A = XA =             Jumlah mol A             .         
                                     Jumlah mol semua komponen
Fraksi mol zat terlarut =                    jumlah mol zat terlarut                 .    
                                       Jumlah mol zat terlarut+jumlah mol zat pelarut
Fraksi mol pelarut =                    jumlah mol zat pelarut                 .    
                                       Jumlah mol zat terlarut+jumlah mol zat pelarut

6.    Molaritas (M)

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Berikut adalah rumus molaritas:
M= mol zat terlarut
         L larutan
Mol zat terlarut (n) = gr zat terlarut
                                  Mr zat terlarut
M =       gram zat terlarut         .
        Mr zat terlarut x L larutan

7.    Molalitas (m)

Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1kg(1000g) pelarut. Berikut adalah rumus molalitas:
m= mol zat terlarut
          kg pelarut


8.     Normalitas
Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
N= mol ekivalen zat terlarut (Ek)
                 L larutan

Molalitas larutan tertentu tidak berubah terhadap suhu karena massa tidak berunah terhadap suhu, sedangkan molaritas berubah terhadap suhu karena pemuaian atau pemampatan larutan mengubah volume. Apabila konsentrasi larutan yang digunakan berubah terhadap suhu, maka satuan yang digunakan adalah molalitas.
Dari hasil perhitungan yang didapati, saya tidak dapat membandingkan dengan literatur lainnya, karena ketidaktersediaannya literatur yang membahas lengkap mengenai pembuatan larutan tersebut satu per satu. Akan tetapi di sini saya mendapati hasil yang tidak jauh berbeda dari Buku Penuntun Praktikum sendiri. Hanya, apabila terdapat kekeliruan, semata-mata faktor human error atau kesalahan pada saat perhitungan itu sendiri yang dilakukan praktikan. 



BAB V
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
1. Dari praktikum yang telah dilakukan, saya dapat menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan seperti yang telah ada di buku penuntun praktikum.
2. Dari praktikum yang dilakukan saya dapat membuat larutan pada berbagai konsentrasi
6.1 Saran
Saran saya adalah untuk selanjutnya lebih diperjelas tentang bagaimana menentukan zat pelarut dan zat terlarut. Sebaiknya praktikan datang tepat waktu agar tidak tertinggal materi. Selain itu juga diharapkan agar praktikan dapat lebih tertib ketika praktikum berlangsung agar apa yang dijelaskan oleh ko Ass dapat dimengerti dengan baik.





JAWABAN PERTANYAAN

1. 80 gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.
Dik : Mr. H2SO4 98 gram / mol                       Mr. air ( H2O ) 18 gram / mol
BJ H2SO4 1303 gram / ml                               BJ Air 1 gram / ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Mr. air 18
a)      Persen Berat = masa zat terlarut  x 100%   =  80 x 100%
                                Massa pelarut                             120
                           = 8000 / 120 = 66,69 %
b)      Molalitas ( m ) = mol zat terlarut   =  98 gram / mol
         kg pelarut               0,12 kg
    = 816,67 mol / 1000 gram
c)      Molaritas ( M ) = mol zat terlarut
                              Liter larutan
               V terlarut = 80 gram / 1,303 gram / ml = 61,39 ml
               V pelarut = 120 gram / 1 gram / ml = 120 ml
               V larutan = 181,39 ml = 0,18139 l
                M =   98 mol    =  540,27 mol / l
                        0,18139 l
d)     Fraksi Mol zat terlarut
Mol terlarut = 0,816                Mol pelarut = 6,67
٭ X = jumlah mol terlarut   =  0,816  = 0,109
           jumlah mol larutan        7,48
٭X = Jumlah mol pelarut  =  6,67  = 0,89
         jumlah mol larutan       7,48







2.
Zat
Terlarut
Gram Zat
terlarut
Mol Zat
Terlarut
Volume
Larutan
Molaritas
NaNO3
25
A. 0,29
B. 0,241 L
1,2
NaNO3
C. 31,28 gram
D. 0, 368
16 liter
0,023
KBr
91
E. 0,76 mol
450 ml
F. 1,699 mol / l
KBr
G. 49,98 gram
0,42
H.
1,8

A.    Mol zat terlarut = massa / Mr  = 25 / 85 = 0,29
B.     M = mol zat terlarut
            Liter larutan
   1,2 =      0,29
             liter larutan
   Liter larutan = 0,29 / 1,2  = 0,241 L = 241, 167 ml
C.     Mol = massa zat terlarut
                       Mr
   0,368 = massa terlarut / 85
   massa terlarut = 31,28 gram
D.    M = mol zat terlarut
            Liter larutan
   0,023 = mol / 16
    mol = 0,368
E.     Mol zat terlarut = gram zat terlarut / Mr
                               = 91 / 119 = 0,76 mol
F.      M = Mol zat terlarut
               Liter larutan
     = 0, 76 mol / 0,45 l = 1,699 mol / l
G.    Mol zat terlarut = gram zat terlarut
        Mr
       0,42     = Gram terlarut / 119
         gram terlarut = 49,98 gram
H.    M = mol zat terlarut                                  1,8 = 0,42 / liter larutan
                Liter larutan                       liter larutan = 0,42 / 1,8 = 0, 233 l

DAFTAR PUSTAKA

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Banjar Baru : Universitas Lambung Mangkurat
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Syukri, 1999. Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditya Bakti

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN KIMIA, ANALISA KUALITAS AIR

LAPORAN KIMIA,pH ASAM-BASA DAN GARAM